API DAN MANUSIA
Berkaca
pada asal mula kemajuan peradaban manusia dari zaman purba hingga sejauh ini pada
masa sekarang-zaman modern, api telah menyumbang peran yang begitu besar bagi
kemajuan hidup manusia. Berkontribusi sejak masa jauh sebelum masehi sekitar
12.000 SM, saat manusia mulai mengenal cara menyulutnya, sejak itu pula api
menyumbangkan dayanya guna melindungi manusia dari predator di tengah alam yang
masih belantara. Lebih dari itu, api setidaknya telah membuat manusia berfikir
jauh kedepan, tentang makanan, gizi, hingga pemikiran akan tolong menolong
dalam kebersamaan. Api membuat manusia dapat memperoleh daging hewan buruan
(makanan pada saat itu), bisa dikunyah dengan mudah dengan di masak terlebih
dahulu, yang akibatnya tidak hanya mempermudah sekaligus mempercepat proses
konsumsi, pun juga penambahan gizi dari makanan yang telah dimasak dapat memperbesar ukuran
otak manusia sehingga memungkinkan pemikiran manusia dapat berkembang dari hari
ke hari. Selain itu, pertumbuhan ukuran otak yang membesar, menjadikan persalinan
manusia menjadi tidak mudah, hal tersebut memang mengakibatkan kesulitan dalam
persalinan harus dihadapi, namun kondisi tersebut nampaknya merupakan jalan
positif agar manusia dapat mengenal yang namanya rasa tolong menolong satu sama
lain dalam kehidupan berkelompoknya. Hakikat manusia sebagi makhluk sosial
terbentuk saat itu juga. Sehingga pada masanya
12000 hingga 7000 SM, api merupakan elemen pemersatu manusia, yang
keberlanjutannya bisa dirasakan hingga saat ini, ketika kita bersama-sama
mengitari api unggun hanya untuk sekedar menghangatkan badan, dan suasana.
Tidak
hanya sampai disitu, pada 7000 SM lalu,
api telah membuat momentum tercetusnya ide pembuatan logam yang memunculkan
zaman logam (Paleometalic itu sendiri). Manusia yang semula hanya menggunakan
alat dari batu, mulai berkembang pemikirannya sejak mereka mengenal api, elemen yang dapat mencairkan mineral sehingga
dapat dirubah menjadi alat baru dengan melalui proses peleburan, percetakan, sampai
pada penempaan. Api telah mengantarkan manusia mengenal yang namanya logam
(dari tembaga, perunggu, besi, sampai baja). Logam yang akan dimanfaatkan
manusia untuk membuat berbagai macam teknologi, yang nantinya membentuk
peradaban manusia di masa kini. Meski demikian, tidak selamanya api menuntun
manusia mencapai perkembangan yang mendorong persatuan manusia, api dimasa selanjutnya bahkan telah mendorng
kemajuan senjata perang antar manusia. Sejarah perkembangan senjata api yang
dimulai sejak 1232 SM di Kaifeng Cina
sebagai contohnya. Manusia pada masa ini mulai memanfaatkan potensi api sebagai
penghancur dengan kemunculan pembuatan bubuk mesiu untuk senjata perang dari
masa ke masa. Tidak dapat disangkal, bahwa kekuatan api sebagai penghancur
memang sama sebagaimana awal kemunculannya di bumi, yang muncul karena kekuatan
petir yang menyambar tumbuhan kering di bumi selama 350 juta tahun lamanya.
Peristiwa
bersejarah lainnya yang membuktikan potensi api sebagai kekuatan penghancur
adalah, kebakaran kota London tahun 1666 yang meluluh lantakkan hampir empat
per lima bagian kota yang terkenal maju pada masa tersebut. Namun siapa yang
menyangka, dari catatan sejarah kelam
diatas, api sebagai penghancur pun membuat manusia lebih cerdas dalam berfikir,
serta menjadi lebih bijak dalam bertindak. Kebakaran dahsyat bumi pada masa
lalu, membuat manusia berfikir, dan belajar bagaimana api seharusnya dapat
dimanfaatkan. Begitupun kebakaran di London pada tahun 1666, membuat manusia
memperbaiki dan meninjau ulang gaya hidup di perkotaan untuk kemudian bangkit
dari keterpurukan dengan membangun kota London baru, yang sampai sekarang
menjadi simbol kecanggihan dan kecerdasan otak manusia. Pada tahun berikutnya,
pemanfaatan api lagi-lagi muncul dipermukaan sebagai indikator kemajuan hidup
manusia. Tahun 1769 masa dimana mesin uap berhasil menjadi penemuan yang
memantik lahirnya peristiwa besar yang merubah tatanan hidup manusia hingga
detik ini yakni revolusi industri. Selanjutnya pada tahun 1929, roket berhasil
diciptakan yang memicu perkembangan program luar angkasa yang kemudian
memungkinkan adanya pengiriman astronot ke luar angkasa sampai pada satelit
yang merevolusi sistem komunikasi manusia di era modern. Dan penemuan terbaru
di tahun 2017, seakan membuka lembaran baru bagi manusia. Dimana api yang dulu
dimasa purba dianggap sebagai percikan tenaga matahari, pada tahun tersebut
telah menjadi motivasi manusia untuk merencanakan
bagaimana memanfaatkan tenaga matahari yang sesungguhnya demi kehidupan manusia
yang lebih maju di masa yang akan datang.
Api
telah menjadi bagian dari hidup manusia dari awal kemunculannya hingga detik
ini. Sifat api yang merusak, bukan menjadi penghalang bagi manusia untuk
belajar menanganinya dan menjadi bijak. Benar jika ada pepatah mengatakan bahwa
sesuatu yang buruk, seringkali menjadi awal dari dari hal yang indah. Sejarah telah
membuktikan bahwa api yang menghanguskan, menempa manusia agar lebih dewasa dan
berfikir kedepan tentang bagaimana bisa mengendalikannya untuk kemudian menjadi
elemen yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Api yang menghancurkan membuat manusia menjadi makhluk
yang dapat berfikir akan bangkit dari keadaan yang dipenuhi keterpurukan. Pada akhirnya,
api turut menyumbang evolusi budaya manusia,
berperan serta dalam mengubah kenyataan yang ada, membebaskan
keterbatasan manusia dalam bertindak, serta membawa manfaat besar dalam
kehidupan manusia, sebagai elemen yang berkontribusi untuk pertahanan diri,
perbaikan gizi makanan, persatuan manusia, kemajuan peradaban (ditinjau dari
perkembangan teknologi, pembangunan, dlsbg), penemuan, dimana dari semua
kontribusi tersebut muaranya dimungkinkan adalah demi teciptanya kesejahteraan
umat manusia.
Sumber : Asal Mula Perjalanan Manusia eps 01: Percikan Api Peradaban. 2017:
National
Geographic.
Geographic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar